Pages

Subscribe:

Kamis, 09 Februari 2012

Fatamorgana Dan Arti Persaudaraan Sejati


Hiruk pikuk dunia perpolitikan dan sandiwara kekuasaan melahirkan konflik yang tiada pernah habisnya di seluruh penjuru dunia. Berbagai macam pertikaian dan pembunuhan oleh militer kepada rakyatnya sendiri menjadi tontonan yang paling sering muncul di televisi.

Bermacam-macam komentar, baik yang suka maupun tidak suka bermunculan sebagai respon dari kejadian itu. Muncul berbagai penilaian yang pro dan kontra berdasarkan penilaian pribadi dan kefanatikan terhadap bangsa dan kebudayaan tertentu.

Tak bisa dipungkiri, manusia adalah mahluk NILAI, dan nilai dibentuk oleh lingkungan, pengalaman dan yang paling utama adalah dibentuk oleh keyakinan.

Terlepas dari "nilai" tadi marilah kita  berpikir secara universal, nilai yang setiap manusia memilikinya, tanpa memandang apa latar belakang kebudayaan, ideologi dan keyakinan. Tak bisa disanggah bahwa setiap manusia di dunia ini adalah aktor kekuasaan, pencari kekayaan, dan menginginkan keuntungan dalam segala hal.

Bahwa setiap manusia di dunia ini pasti ingin kaya, ingin menjadi terpandang dan mencari kenyamanan dalam hidup mereka. Tanpa peduli mereka hanya orang Eskimo ataupun suku Aztec yang telah punah. Manusia adalah zoon politicon (mahluk politik) yang haus kekuasaan.

Selama ini banyak orang yang menganggap apabila kita satu ras, satu agama, dan satu suku adalah saudara. Memang hal itu ada benarnya, akan tetapi persaudaraan itu sebenarnya hanyalah fatamorgana yang setiap tampaknya kuat keluar tetapi sangat rapuh di dalam

Sebagai contoh kakak-beradik bisa saja saling bunuh atau tidak akur karena memperebutkan harta warisan dari orang tuanya. Padahal mereka itu sebenarnya masih saudara sedarah dan sedaging. Kemudian ada ratusan TKI (tenaga kerja indonesia) yang menunggu hukuman mati di negara di daerah timur tengah.
Persaudaraan yang tadi kita agung-agungkan ternyata hanyalah kalimat untuk mencari dukungan dan kegiatan politik, bukanlah murni dari hati. 

Contoh lain mengenai persaudaraan yang hanya sebagai klise adalah di dalam dunia kerja, kita lihat dan mungkin alami sendiri bagaimana seorang teman bisa menjatuhkan nama kita di depan atasan, atau teman yang menyikut kita agar tidak di promosikan. 

Saudara itu bukanlah yang berwarna yang sama dengan kita, akan tetapi mereka yang benar-benar tulus membantu kita, mereka yang mau menolong tanpa pamrih, atau mereka yang meolong orang lain tanpa mereka ingin tau siapa yang mereka tolong dan tidak mengharapkan imbalan.

Dan lawan dari saudara adalah orang yang ingin menjatuhkan kita, mereka yang tidak ingin melihat kita bahagia,......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar