Tiba di KPK, Manufundu Diperiksa Soal Barang Bukti Nazaruddin
JAKARTA- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan pemeriksaan terhadap mantan Duta Besar RI untuk Kolombia, Michael Manufandu.
Menufandu diperiksa untuk dimintai keterangan sebagai saksi terkait penangkapan Muhammad Nazaruddin, tersangka kasus dugaan suap wisma atlet SEA Games, Palembang, Sumatera Selatan.
Sebelum memasuki Gedung KPK Michael mengatakan tidak mengetahui soal flasdisk yang disebut Nazaruddin sebagai tempat menyimpan data.
"Tidak ada, tidak ada," katanya saat menuju Gedung KPK, Jakarta, Jumat (16/9/2011).
Jawaban yang sama pula ketika ditanya soal compac disk yang beisi data-data.
"CD apa? Tidak ada," tambahnya.
Michael yang mengenakan jas hitam datang sekira pukul 9.15 WIB. Dia mengendarai mobil inova putih bernomor polisi B 8164 WU.
Rencananya penyidik KPK akan mengkonfirmasi soal tas hitam milik Nazaruddin yang dititipkan kepada Menufandu saat Nazar tertangkap di Cartagena, Kolombia.
Tas tersebut disimpan di KBRI di Bogota dan disegel sebelum diserahkan kepada tim penjemput Nazaruddin. Beberapa barang yang disimpan anatara lain, BlackBerry Torch hitam tanpa tutup belakang, lengkap dengan micro SD merek Sandisk 4 Gigabyte (GB) dan kartu SIM Movistar (dari operator seluler Amerika Latin), BlackBerry Bold 9700 tanpa tutup belakang dengan micro SD 2 GB, Nokia C5 dengan kartu SIM Viettel (operator selular dari Vietnam), dan telepon Nokia E7.
Isi lainnya adalah flashdisk Sony Vaio 4 GB hitam, power crystal merek MiLi beserta kabel data, dan jam tangan merek Patek Phillippe. Juga uang dollar Amerika Serikat. Namun tidak ditemukan flashdisk merek Sandisk dan compact disk yang menurut Nazar berisi bukti-bukti atas tudingan Nazar.
Mantan Bendahara Umum Demokrat, itu menduga kedua barang yang berisi data kasus itu dihilangkan. Saat buron, Nazaruddin menuding sejumlah pihak turut menerima dana terkait proyek wisma atlet. Mereka yang disebut namanya adalah Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum, anggota Badan Anggaran DPR dari Fraksi Partai Demokrat Angelina Sondakh dan Mirwan Amir, serta anggota Banggar Fraksi PDI-Perjuangan Wayan Koster.
Selain itu Nazar menyebutkan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng juga menerima uang. Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu juga mengatakan adanya aliran dana miliaran rupiah ke kongres Partai Demokrat di Bandung.