Kampanye Hitam di Pilgub Banten Mulai Marak
TANGERANG - Praktik tidak terpuji diduga dilakukan seteru politik pasangan Ratu Atut Chosiyah-Rano Karno. Selebaran gelap ditebar secara massif ke masyarakat. Isinya, menjelek-jelekkan citra Ratu Atut Chosiyah. Isu yang diangkat, mulai dari dana hibah hingga soal politik dinasti.
Menanggapi selebaran gelap itu, Ketua DPW Partai Bulan Bintang, Buety Nasir menduga ini bentuk kampanye hitam yang dilakukan lawan politik Ratu Atut Chosiyah.
"Soal dan hibah, kalau memang ingin mengkritisi kenapa hanya berani lewat selebaran gelap, lalu kenapa baru sekarang mereka mengkritisi, bukankah dana hibah sudah disalurkan sejak beberapa tahun lalu, saya menduga selebaran gelap itu sarat muatan politik," sindir Buety dalam rilisnya kepada okezone, Rabu (28/9/2011).
Ia menegaskan, pengalokasian dan penyaluran dana hibah oleh Pemprov Banten sudah sesuai aturan. Tujuan pemberian dana hibah untuk membantu lembaga-lembaga mulai dari madrasah hingga Universitas Tirtayasa (Untirta) untuk tumbuh dan berkembang, termasuk lembaga-lembaga dakwah.
"Semisal madrasah yang tadinya hanya punya 5 ruang kelas, setelah dibantu jadi punya 8 kelas, atau lembaga dakwah yang semula gedung dakwahnya tak layak, setelah mendapat dana hibah bisa gedungnya direhab," papar Buety. Jika kemudian dalam penggunaannya ditemukan penyelewengan, menurut Beeuty, yang harus bertanggungjawab adalah yang menerima atau yang menggunakan, bukan Pemprov Banten.
Ia pun mencurigai orang-orang yang membuat selebaran gelap adalah tim dari calon gubernur tertentu yang tidak setuju dengan penyaluran dana hibah. "Artinya mereka menentang program yang tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat," tegas Buety.
Sementara soal keluarga Ratu Atut Chosiyah yang dituding membangun dinasti, menurut Buety itu hanyalah tudingan dari orang-orang yang tidak suka dan tidak punya kemampuan untuk menjadi pemimpin. Dikatakan Buety, Airin (adik ipar Atut-red), menjadi Walikota Tangsel karena dipilih rakyat melalui pemilukada yang demokratis.
"Dia (Airin-red) dipilih rakyat, bukan ditunjuk oleh Gubernur (ratu Atut-red), saya dan Partai Bulan Bintang saat pemilukada saja tidak mendukung Airin, ya itulah demokrasi, dan rakyat Banten sangat cerdas untuk membedakan mana pemimpin yang berkualitas mana yang cuma asal janji," tuturnya.
Seperti diketahui, entah siapa yang berbuat, selebaran gelap memojokkan Ratu Atut marak ditemukan di sejumlah wilayah di Banten. Peredarannya makin masif mendekati hari pencoblosan 22 Oktober mendatang. Selebaran berbentuk foto kopian ini tak hanya ditemukan di sudut-sudut kota. Selebaran ini ditebar hingga pelosok-pelosok pedesaan.