INDONESIA boleh bangga saat kuliner tradisionalnya, rendang masuk dalam jajaran makanan terbaik di dunia, namun tidak dengan cara hidup sehatnya. Ternyata Indonesia termasuk negara di mana penduduknya sangat kurang mengonsumsi susu. Terbukti, Indonesia berada di urutan terakhir konsumsi susu.
"Sayang sekali ya, kalau ternyata Indonesia merupakan negara kurang peminatnya dalam mengonsumsi susu. Padahal susu merupakan kandungan gizi paling sempurna dari semuanya," kata Dr Ir Purwiyatno Hariyadi Msc Phd selaku Direktur Southeast Asian Food and Agricultural and Technology (SEAFAST) saat berbincang dengan okezone seusai acara "Gerakan Gara-gara Susu" oleh Tetra Pak di Taman Menteng, Hos Cokroaminoto, Jakarta Pusat, Rabu (28/9/2011).
Tak beralasan, data yang diperolehnya pada 2010 untuk negara Indonesia jika bicara mengenai konsumsi susu hanya mencapai 11,9 liter/kapita/tahun. Itu berbeda jauh dengan negara-negara di luar Indonesia seperti India, Malaysia, serta Thailand.
"Coba kalian bayangkan, negara Malaysia dan Filipina saja mengonsumsi susu 22,1 liter/kapita/tahun, Thailand 31,7 liter/kapita/tahun, sementara India bisa mencapai 42,8 liter/kapita per tahun. Indonesia cuma 11,9 liter saja, cukup menyedihkan bukan," imbuhnya.
Indonesia sangat kurang dalam mengonsumsi susu karena persoalan daya beli susu yang kurang. Itu disebabkan pengaruh faktor harga susu yang mahal, dan tidak bisa membidik semua kalangan.
"Harga susu yang mahal jadi faktor utama Indonesia kurang mengonsumsi susu. Ada juga beberapa faktor utama soal kesehatan dalam tubuh manusia di Indonesia sangat berpengaruh, padahal susu merupakan penyusunan menu, padahal susu sangat sempurna buat manusia," tandasnya.
Faktor budaya turut memengaruhi kondisi masyarakat Indonesia untuk mengonsumsi susu.
"Faktor budaya, memang struktur makan tidak mendukung kita untuk menjadikan susu sebagai menu makanan kita. Sehingga kurang memasukkan menu ke dalam makanan kita," tutupnya